Warga Tak Bisa Mengakses Angkot Online

Program Angkot Online Dishub Kab. Bandung Diragukan Masyarakat

foto

Saufat Endrawan

Angkot Online Dishub Kabupaten Bandung Belum Dibutuhkan Masyarakat dan Malah Membingungkan Warga

Opininews.com, Bandung ---Masyarakat Kabupaten Bandung, terutama yang berada di Wilayah Soreang - Banjaran belum bisa mengakses sistem proyek berbasis online yang baru diluncurkan oleh Dinas Perhubungam (Dishub) Kabupaten Bandung, Rabu (8/1/2020).

Padahal tujuan adanya angkot online ini, mengatasi kesemrawutan lalu lintas serta mengurangi polusi udara disaat Kabupaten Bandung belum memiliki Terminal Soreang dan Terminal Banjaran yang representatif.

Karena selama ini Dishub Kabupaten Bandung juga membiarkan Angkot Jurusan Soreang - Bandung dan Soreang - Banjaran ngetem di terminal bayangan di setiap perempatan dan pertigaan jalan sehingga menimbulkan kemacetan.

Adapan pernah membangun Terminal di Gading Tutuka menghabiskan dana miliaran rupiah, namun tidak ada bekasnya dan tidak digunakan dan kini telah berubah menjadi Pasar Ikan Moderen (PIM) Sabilulungan.

Seperti yang diungkapkan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung H. Teddy Kusdiana, kepada www.opininews.com, Satalen merupakan implementasi dari gerakan menuju Sabilulungan Smart City (Sarty). Mengingat, tersedianya angkutan umum yang memenuhi standar merupakan kewajiban pemerintah daerah.

“Untuk sementara, program ini akan diuji coba pada angkot (Angkutan Kota) trayek Soreang – Banjaran. Jika kedepannya berjalan dengan baik, insya Allah kami akan menerapkan Satalen di semua trayek di Kabupaten Bandung,” papar sekda. 

Ia melanjutkan, program tersebut merupakan wujud sabilulungan antara Pemkab Bandung dengan PT. Teknologi Olah Rancang Nusantara (TRON).

“Dengan terjalinnya kemitraan seperti ini, dapat menjadi alternatif dalam pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan di luar APBD (Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah),” terangnya.

Dirinya mengungkapkan, selain meningkatkan kembali minat masyarakat terhadap transportasi umum, program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sopir angkot di Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Zeis Zultaqawa menjelaskan, program Satalen bertujuan untuk menumbuhkan kembali minat masyarakat khususnya di Kabupaten Bandung untuk menggunakan angkot.

“Sampai saat ini, jumlah angkot di Kabupaten Bandung terus berkurang. Hal tersebut disebabkan dari pengurangan jumlah trayek, dari 70 menjadi 30 trayek,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, untuk membedakan angkot online dan angkot konvensional, masyarakat dapat melihat dari stiker yang terdapat di depan dan belakang angkot. “Selain itu, di bagian kiri dan kanannya juga terdapat nomor lambung seperti TBR 0001, TBR 0002. Dengan adanya nomor tersebut, penumpang dapat dengan mudah mengetahui angkot yang mereka gunakan. Sementara untuk jam operasionalnya, angkot ini beroperasi pada pukul 06.00 – 22.00,” terangnya.

Namun sayang program ini belum bisa diakses masyarakat dan masyarakat selalu gagal saat mengunduhnya di playstore TRON – Transportasi Online.

Seorang warga, Budiman, menegaskan proyek ini terlihat besar namun meragukan kebermanfaatanya bagi masyarakat. "Karena saat ini, warga saja tidak bisa mengunduhnyabdi playstore.

"Jadi mau bagaimana menggunakan angkot online," ujarnya.

"Jadi lebih efektif gunakan ojeg, grab atau aplikasi angkutan yang lainnya. Angkot online juga terasa tidak jelas bagi masyarakat," tandasnya.

Editor: Saufat Endrawan

Bagikan melalui
Berita Lainnya