Raja Thailand ke-3 Bangun 50 Candi dan Kuil

Kudeta dengan Menuduh Raja Gila, Kisah Raja-Raja Thailand #1

foto

Saufat Endrawan

Shafa Salsabilla Sultanudin - Siswa SMKN 1 Katapang

Penulis: Shafa Salsabilla Sultanudin

Opininews.com -- "Raja Thailand,” saat mendengar kalimat tersebut biasanya akan terbayang sosok Raja Maha Vajiralongkorn yang penuh Kontroversi atau Raja Bhumibol Adulyadej yang sosoknya terus dipuji dan disanjung hingga detik ini walau telah wafat beberapa tahun silam.

Namun nyatanya selain dua sosok Raja yang cukup terkenal masih ada 8 nama Raja lagi yang menjadi Penguasa Thailand di Dinasti Cakri dan 45 Raja lain diluar Dinasti Cakri yang pernah menjadi Pemimpin Thailand, tapi mari kita bahas Rama 1 sampai Rama 4 di Dinasti Cakri. Rama I hingga Rama X, adalah Julukan yang diberikan oleh Rama VI atau Raja Vajiravudh.

Diberikan untuk memudahkan Orang-orang memanggil Raja Siam. Rama I hingga kini Rama X, berada dibawah Kerajaan Rattanakosin dari Dinasti Cakri. Kerajaan tertua di Siam---dulu Thailand disebut Siam---Adalah kerajaan Sukhotai (1238-1438) Namun kekuasaan nya berakhir dan diganti dengan Kerajaan Ayutthaya hingga 1767 dan dikudeta hingga berdiri Kerajaan Thonburi (1767-1782) dan ternyata dikudeta lagi oleh Pemimpin Militernya yakni Thongduang hingga akhirnya runtuh dan berdirilah Kerajaan Rattanakosin hingga sekarang.

Rama I (1782-1809)

Buddha Yodta Chulaloke Atau Nama panggilannya Thongduang adalah seorang Pemimpin Militer di Era Kerajaan Thonburi yang berada dibawah kekuasaan Raja Taksin pada tahun 1781.

Kala itu kerajaan Thonburi sedang tidak stabil karena mendapatkan serangan dari Kelompok Phraya sun, Namun Thongduang sebagai pemimpin Militer berhasil mengalahkan Phraya sun dan disaat bersamaan dirinya Menggulingkan Raja Taksin dengan memfitnah bahwa Raja Taksin Gila, lalu mengangkat dirinya sebagai Raja dan menunjuk anggota keluarganya sebagai Kolega.

Warisan terkenal dari Rama I adalah : Grand palace, dan Tempat tidur yang wajib ditiduri oleh setiap Rama.

Rama II (1809-1824)

Buddha Loetla Nabhalai Raja Rama II merupakan Anak dari Rama I, Di era kepemimpinannya disebut sebagai Zaman Keemasan Sastra RattanakosinDan Rama II juga merupakan Seorang seniman, Para Penyair dikerajaan sangat dilindungi.

Konflik di Era Rama II adalah saat Anak dari Raja Taksin dari Kerajaan Thonburi yakni Pangeran Kshatranichit yang juga merupakan cucu dari Rama I dari Anak Rama I yang menjadi salah satu Selir Raja Taksin. Sesaat setelah Rama II dilantik, pangeran memberontak merasa pewaris Kerajaan sesungguhnya adalah dirinya. Namun, salah satu Anak dari Rama II yang juga anak dari Selir, Pangeran Nangklao berhasil menggagalkan Pemberontakan yang dilakukan pangeran Kshatranichit.

Atas jasa dari Pangeran Nangklao yang berhasil menggagalkan pemberontakan, Tahta Kerajaan yang harusnya turun ke Pangeran Mongkut yang saat itu juga baru mulai perjalanannya sebagai Biksu. Akhirnya diturunkan ke Pangeran Nangklao yang merupakan anak dari Selir.

Rama III (1824-1851)

Nangklao Dikenal sebagai Penganut Buddha yang Taat, juga Anak Selir yang diangkat menjadi Raja. Nama Buddha pada Rama I dan Rama II adalah pemberian dari Rama III sebagai bentuk penghormatan dan sebagai Tanda Raja Awal di Dinasti Cakri.

Sisa kepemimpinannya Meninggalkan 50 Kuil dan candi termasuk beberapa Kuil dan candi yang sangat terkenal di Thailand yakni Wat Saket, Wat Arun, Wat Pho.

Kata-kata sebelum kematiannya sangat terkenal dan menjadi Acuan bagi Rama Rama penerusnya yakni. “Perang dengan Burma telah Usai, Hanya ada Ancaman dari Barat. Kita harus mempelajari Ilmu dan teknologi mereka tapi jangan sampai Memuja.”. ( Bersambung )

(Shafa Salsabilla Sultanudin - Siswa Kelas 12 SMKN 1 Katapang )

Editor: Saufat Endrawan

Bagikan melalui
Berita Lainnya