Hasil Survey Bocor Nia - Usman Rsih Suara Terbanyak

Hasil Survey Nia - Usman Unggul 40,91 Persen Dalam Raihan Suara Pilkada Kab. Bandung

foto

Saufat Endrawan

Hasil Survey Nia Usman Memenangkan Pilkada Kab. Pilkada

Opininews.com, Bandung  -- Jelang hari H pencoblosan Pilbup Bandung, 9 Desember 2020, digemparkan  dengan bocornya dokumen rahasia milik salah satu kantor konsultan politik nasional di sejumlah grup sosial media WhatsApp. Dokumen rahasia itu memuat sejumlah informasi tentang pelaksanaan Pilbup Bandung 2020, termasuk hasil survei popularitas dan elektabilitas tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Bandung.

Dokumen yang diterima awak media, tersebut, data tampilan powerpoint. Di slide pertama, terdapat paparan yang berisi tentang angka elektabilitas para pasangan calon bupati dan wakil bupati Bandung untuk Pilkada tahun 2020.

Dokumen ini rupanya, hasil rilis terbaru dari Poldata Indonesia Konsultan. Adapun informasi tingkat elektabilitas yang tercantum yakni paslon Nia – Usman meraih suara 40,91% yang ditunjukan dalam angka dan grafik batang berwarna kuning,

Sementara elektabilitas Yena – Atep sebesar 10,93% yang ditunjukan dalam angka dan grafik batang berwarna merah. Sementaraangka elektabilitas Dadang – Sahrul sebesar 35,03% yang ditunjukan dalam angka dan grafik batang berwarna hijau.

Selain itu, terdapat angka 13,13% di atas grafik batang berwarna putih yang menunjukan jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).

Selain terdapat informasi mengenai angka elektabilitas berupa grafik batang, dalam slide tersebut juga tertulis “Dokumen Rahasia.

Tidak Untuk Dipublikasikan”. Hasil survei dilakukan pada 23-30 November 2020. Ketika dikonfirmasi melalui telepon, Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Konsultan Arif Fajar Budiman membenarkan hasil tersebut namun dirinya menyatakan heran mengapa informasi tersebut bisa beredar ke publik.

Menurutnya, informasi tersebut hanya disampaikan pada sejumlah orang tertentu saja.

“Data tersebut benar. Survei tersebut dilaksanakan untuk tujuan kajian ilmu. Oleh karena itu dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa rekayasa apapun. Saya heran mengapa itu bisa bocor ke publik,” ujar Fajar saat dihubungi via telepon, Kamis 3 Desember 2020.

Fajar sendiri tidak berkomentar banyak terkait kenapa dokumen sepenting itu bisa bocor ke publik. Kendati demikian, dirinya masih melakukan penelusuran penyebab dokumen tersebut bisa tersebar di grup-grup WhatsApp warga Kabupaten Bandung.

Editor: Saufat Endrawan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Agus Yasmin-Usman Sayogi Maju di Pilkada 2024
Dr. H.M. Dadang Supriatna: PKB Ajukan Tiga Nama untuk Duduki Kursi Ketua DPRD Kab. Bandung
Anang Susanto Berpeluang Ganti Ace Hasan Duduki Kursi DPR RI Periode 2024-2029
Nasdem Usung Agus Yasmin Dampingi Dadang Supriatna di Pilkada 2024
Irfan Hakim dan Ian Kasela Muncul di Bursa Wakil Bupati Bandung Dampingi Dadang Supriatna