DLH Kab. Bandung Libatkan BBBS Tangani Sampah Liar

Filosofi Dadang Supriatna Jadi Spirit DLH Tangani Sampah Libatkan Elemen Masyarakat

foto

Saufat Endrawan

Kadis LH Kab. Bandung Bentuk BBBS Tangani Sampah Liar

Opininews.com, Bandung - Sampah merupakan permasalahan yang paling rumit untuk diselesaikan terutama di wilayah Kabupaten Bandung yang berpenduduk mencapai. 3,6 juta jiwa lebih.

Dengan jumlah penduduk mencapai jutaan jiwa, sampah yang dihasilkan mencapai 1.200 - 1.500 ton per hari.

Sampah rumah tangga ini jika tidak ditangani dengan serius maka sampah tersebut akan semakin berserakan dan menggunung ditiap sudut kota maupun jalan protokol.

Jika mengutif filosofinya Pak Bupati Bandung, H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si, "Semua orang sumber sampah, namun bisa saja semua orang jadi solusi dengan berwawasan lingkungan, dengan spirit Bedas semua bisa menjadi solusi untuk menanganinya".

Karena membangun lingkungan adalah  membangun peradaban, dan  membangun kesejahteraan.

Berawal dari sinilah Dinas Lingkungan (DLH) Kabupaten Bandung, dengan berbagai cara dan pendekatan untuk menangani sampah liar yang dibuang warga Kabupaten Bandung baik di pinggir jalan protokol maupun di wilayah kosong yang jarang mendapat perhatian warga dengan melibatkan elemen masyarakat salahsatunya dengan membentuk Kader Edukasi Bandung Bedas Bebas Sampah (BBBS).

Kepala DLH Kabupaten Bandung, H. Asep Kusumah, S.Ip, M.Si kepada www.opininews.com, di Ruang Kerjanya, di Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (29/12) mengatakan, saat ini DLH Kabupaten Bandung atas arahan Pak Bupati Bandung telah membentuk Kader Edukasi BBBS, dengan jumlah kader mencapai 348 orang.

"Kader Edukasi BBBS tersebar tersebar di 31 Kecamatan se Kabupaten Bandung. Ada juga yang ditempatkan di Program Pengembangan Pusat Edukasi Pengelolaan Sampah (Puspa)" jelas Asep Kusumah.

Asep Kusumah menuturkan, tugas Kader Edukasi BBBS ini, selain memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan bagaimana cara membuang dan menyimpah sampah sebelum di buang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS), namun mereka juga terlibat dalam membersihkan sampah liar yang dibuang warga ke pinggir jalan protokol dan lokasi yang kurang dari pantauan masyarakat.

Tujuan dari dibentuknya Kader Edukasi BBBS ini, lanjut Kadis LH, untuk memberikan edukasi dan menyadarkan kepada warga, serta menciptakan rasa malu jika melihat lingkungan sekitarnya kotor dan banyak sampah serta membuang sesukanya tenyata ada orang lain yang memungutnya.

"Dengan cara pendekatan seperti ini, mudah - mudahan terbangun empati, dan timbul rasa malu untuk membuang sampah seenaknya. Karena saat ini banyak warga sambil berangkat kerja bawa sampah menggunakan tas plastik atau kresek lalu di buang ke pinggir jalan protokol," jelas Asep Kusumah.

Tugas Kader Edukasi BBBS ini juga melakukan edukasi non verbal baik kepada ketua RT maupun RW.

Kedepan, kata Asep, ada tiga pendekatan yang harus dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bandung untuk penanganan sampah rumah tangga, yaitu setiap rumah membuat minimalnya dua lubang biopori, pendekatan bank sampah untuk sampah yang bisa didaur ulang serta serta membuang sampah residu di buang ke TPS sebelum diangkut ke TPA.

"Dengan pendekatan ini, masalah sampah akan bisa tertangani 100 persen, dengan perhitungan cara buang sampah dengan lubang biopori menyelesaikan permasalahan sampah rumah tangga hingga 60 persen, pendekatan Bank Sampah 30 persen dan sampah residu di buang ke TPS sebelum diangkut ke TPA 10. Maka solusi penanganan sampah akan terselesaikan," jelasnya.

Penanganan sampah bukan saja tugas pemerintah, tegas Kadis LH, namun juga tugas seluruh masyarakat dengan cara membuang sampah di tempat yang telah disediakan di tong sampah atau TPS. ( SE/Adv )

Editor: Saufat Endrawan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Dadang Supriatna Beri Kado 313 Penghargaan di HUT Kab. Bandung Ke-383
Kompaknya Dadang - Sahrul Warnai Rangkaian HUT Kab. Bandung