Calon Bupati Yena Iskandar Blusukan ke Dayeuhkolot

Yena Iskandar: Dayeuhkolot Kota Cikal, Langganan Banjir

foto

Reza Anugrah Surya Dharma

Calon Bupati Bandung, Yena Iskandar didampingi Pengurus DPC PDI Perjuangan Kab. Bandung Blusukan Ke Warga yang Tinggal di Bantaran Sungai Citarum, Dayeuhkolot. (Foto/Resa Anugerah S.D/www.opininews.com)

Opininews.com, Bandung -- Agenda blusukan Hj. Yena Iskandar Masoem, S.Si, Apt bersama PDI Perjuangan hari ini (19/10/2020) di Kec. Dayeuhkolot.

Wakil Ketua Bid. Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung, Ny. Fatimah, mengatakan agenda konsolidasi organisasi dan kampanye Yena – Atep hari Senin (19/10) di Kec. Dayeuhkolot menjadi luar biasa karena kita masuk zona wilayah Cikalnya Bandung, sebagai wilayah Cikal Dayeuhkolot hari ini menjadi rebutan ketika musim hujan dan itu sudah berlangsung puluhan tahun.

"Tiap tahunnya di musim hujan Dayeuhkolot menjadi rebutan para dermawan, Dayeuhkolot menjadi ladang amal para pencari berkah…yang menjadi pertanyaaan selama 20 tahun, Kabupaten Bandung di dalam satu tangan, sangat miskin gagasan untuk merubah citra kota Cikal menjadi bebas banjir," katanya.

Fatimah juga menyampaikan perihal perkembangan industry di Dayeuhkolot, menurutnya, dari sisi industry wilayah Dayeuhkolot menjadi zona industry besar dan sedang sebanyak 132 dan industry mikro dan kecil 455, dari jumlah tersebut dapat kita hitung berapa besar kontribusi Dayeuhkolot untuk APBD Kab. Bandung, tapi apa yang di terima Dayeuhkolot.

"Fakta hari ini label kota cikal Dayeuhkolot tetap mempesona para pencari berkah karena banjir kerap hadir tiap tahunnya”, ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Hj. Yena Iskandar Masoem, S.Si, Apt, berpendapat, PDI Perjuangan dan Yena-Atep terkait banjir langganan Kota Cikal Dayeuhkolot, selama ini ada cara beripikir yang salah yaitu menjadikan sungai sebagai tempat sampah, berbeda dengan orang tua kita dahulu, sungai adalah sumber kehidupan, perubahan cara pikir tersebut menjadi penyebab hadirnya banjir tidak saja Kota Cikal Dayeuhkolot tetapi daerah lainnya di Kab. Bandung.

Terkait nasib Sang Kota Cikal Dayeuhkolot Yena, menyampaikan jadi teringat Amanat Buyut, yaitu: gunung teu beunang di lebur, lebak teu meunang di ruksak, saya kira tegas apa yang dikatakan Buyut Kita, terkait cara berpikir dimana kita semua memiliki tugas untuk “ngemumule gunung dan lebak” ketika itu kita lupakan, hari ini kita rasakan akibatnya.

Yena-Atep yakin dengan Gotong royong kita akan dapat menyelesaikan persoalan banjir, serhingga ladang amalnya akan bergeser ke kegiatan lainnya yang lebih memiliki arti dinamis sebagai pendorong perubahan, katanya. 

Yena, menambahkan, hal lain yang juga menjadi perhatian Yena-Atep adalah besarnya potensi industry mikro dan kecil jumlahnya dikisaran 455 unit, beberapa di antaranya terintegrasi dengan industri itu sendiri, dari kegiatan industry mirko dan kecil yang ada di Dayeuhkolot kita dapat belajar bagaimana tumbuh dan tetap mandiri di tengah-tengah industry.

Berdasarkan hasil pandangan mata dimana menurut Yena, dirinya pernah datang ke beberapa titik di Dayeuhkolot, menurutnya, kondisi industry mirko dan kecil masih belum sepenuhnya memberikan dampak ekonomi yang layak, tetapi saya yakin kalau pemerintah hadir (bupati) fungsi ekonomi yang membahagiakan dari kegiatan industry mirko dan kecil akan mewujud, satu hal yang menjadi modal dasar kreatifitas itu nyata adanya, tinggal bagaimana mendorongnya, ini yang saya maksud dengan gagasan pemberdayaan keluarga buruh berbasis industry, tinggal membuat pola kerjasama pemerintah, pengusaha dan para pelaku industry mirko dan kecil.

Gagasan Yena-atep tentang kegiatan UMKM salah satu sasarannya adalah pemberdayaan keluarga buruh menjadi mesin penggerak ekonomi baik langsung maupun tidak langsung.

Terakhir  Yena, berharap kepada masyarakat Kec. Dayeuhkolot, untuk bergotongroyong bersama Yena-Atep mewujudkan Sang Kota Cikal Dayeuhkolot menjadi wilayah yang terpilih seperti buyut kakek kita memilih Dayeuhkolot sebagai tujuan awal datang ke wilayah Bandung.

Pilihan itu tentunya bukan tanpa alasan, alas an awal yang bisa kita pahami adalah kemudahan Dayeuhkolot sebagai pelabuhan, karena daerahnya landai dan airnya tenang.

Dari alasan itu kita dapat mengambil pelajaran yaitu pahami karakter wilayahnya.

Dayeuhkolot sering terpapar banjir yang kerap melanda, sehingga peran industry sebagai penyangga ekonomi Kab. Bandung menjadi agak terbatas, kedepan tentunya hal ini tidak boleh terjadi kegiatan Citarum Harum yang di danai oleh Pemerintah Pusat (APBN), sedang berlangsung.

Harapan kita, kata Yena, bersama kegiatan tersebut akan menjadikan Kab. Bandung menjadi tempat yang serbalayak untuk kehidupan manusia dan memanusiakan manusia, sehingga kreativitas anak negeri Kab. Bandung akan lebih tampak, dominan dan bermanfaat bagi semua warga tanpa kecuali, pungkasnya.

( Reza Anugerah Surya Dharma )

Editor: Administrator

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Agus Yasmin-Usman Sayogi Maju di Pilkada 2024
Saeful Bachri: Partai Demokrat Siap Menjadi Mitra Terdepan Pembangunan di Kabupaten Bandung
Irfan Hakim dan Ian Kasela Muncul di Bursa Wakil Bupati Bandung Dampingi Dadang Supriatna
Nasdem Usung Agus Yasmin Dampingi Dadang Supriatna di Pilkada 2024