Rembug Bedas Membuka Asa bagi Bupati dan Rakyatnya

Nantikan Aura Kepemimpinan Dadang Supriatna Hadir di Tengah Masyarakat Desa

foto

Saufat Endrawan

Anggota DPRD Kabupaten Bandung Periode 2019-2004, Ayi Tatan Akui Rembug Bedas Harus Di Lanjut Demi Pemerataan Pembangunan di Kab. Bandung tanpa Birokrasi tanpa ABS

OPININEWS.COM, Bandung -- Masyarakat dan tokoh masyarakat merindukan program Rembug Bedas kembali di gelar Bupati Bandung seperti tahun lalu.

‎Dengan adanya Rembug Bedas, masyarakat bisa langsung di sapa oleh pemimpinnya, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip,.M.Si dan dapat menyampaikan aspirasi dan dengan cepat di tanggapi. ‎

‎Hal ini ucapkan Tokoh Masyarakat Pacet, juga Anggota DPRD Kabupaten Bandung Periode 1999-2004, H. Hasanmahmud Tatan Rohmana (Ayi Tatan). ‎

‎"Dimana Pak Bupati hadir pada Rembug Bedas di beberapa desa masyarakat merasakan aura kepemimpinan Pak Dadang Supriatna. Keluhan di tanggapi, program kerja tersampaikan dan bagi pejabat yang buat laporan asal bapak senang (ABS) terkait kondisi desa dan rakyat yang sebenarnya juga pembangunan akan terbantahkan dengan laporan dan informasi langsung dari warga kepada pemimpinnya," ungkap Ayi Tatan kepada www.opininews, usai imam shalat Azhar di Mesjid DPRD Kabupaten Bandung, Kamis (16/10/2025). ‎

‎Tokoh masyarakat, tokok pemuda, tokoh agama serta elemen masyarakat lainnya, jelas Ayi,  mengakui, dimana Bupati Bandung hadir dalam sebuah kegiatan Rembug Bedas, keluhan terkait rumah rutilahu, jalan desa rusak dan gorong-gorong rusak langsung di perbaiki.

‎ ‎"Hambatan proses insentif guru ngaji, petani serta lainnya seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan terselesaikan dengan baik jika aura Kepemimpinan Pak Dadang Supriatna hadir di tengah warga dalam Rembug Bedas," tutur Ayi Tatan yang juga pengelola pesantren di Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. ‎

‎ Ayi Tatan juga berharap, keberadaan guru ngaji, harus lebih alami dengan memanfaatkan guru ngaji di kampung atau desa setempat bukan berasal dari guru sekolahan. ‎ ‎

Lokasi tempat mengajinya tidak jauh, jangan gunakan lokasi komplek sekolah gunakan fasilitas rumah warga, rumah guru ngaji atau mesjid yang berdekatan dengan perumahan warga.

‎ ‎( Saufat Endrawan )

Editor: Saufat Endrawan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Cucun Ahmad Syamsurijal Mengenang Syair Lagu Qasidah "Perdamaian"
Korban Keracunan Konsumsi MBG di KBB Bertambah 364 Siswa Bupati Tutup Sementara Dapur MBG
Ssst...! Pemekaran KBT tak Akan di Bahas Pemerintah Pusat dan DPR Sebelum Moratorium di Cabut
Bupati Pangandaran Tak Tahu Jumlah SPPG dan Dapur MBG di Wilayahnya
Agus Yasmin Nilai Kang DS Mampu Tangani Inflasi di Saat Ekonomi Nasional Tidak Sedang Baik-Baik