H. Asep Ikhsan Peraih Suara Terbanyak Layak Gantikan Hj. Neneng di Kursi DPRD Kab. Bandung

Akankah Partai Golkar Menetapkan H. Asep Ikhsan Sebagai PAW atau Akan Menghempaskan dengan Nama Baru

foto

Saufat Endrawan

H. Asep Ikhsan, SE, S.Pd, MM Calon PAW Anggota DPRD Kab. Bandung gantikan Almarhum Hj. Neneng Handiani

Penulis: Saufat Endrawan

Opininews.com -- Setelah Meninggalnya Anggota DPRD Kabupaten Bandung, dari Fraksi Golkar, Hj. Neneng Hadiani pada tahun 2021 lalu, maka dari 11 Anggota Fraksi Partai Golkar tinggal 10 Anggota.

Sehingga untuk mengisi kekosongan setelah di tinggal oleh Almarhumah Hj. Neneng Hadiani dari Dapil VI harus ada pengantinya melalui Pergantian Antar Waktu (PAW).

Jika dilihat Per Undang-Undangan dan dari jumlah hasil suara terbanyak Partai Golkar dari Dapil VI dari KPU Kabupaten Bandung adalah H. Asep Ikhsan, SE, S.Pd, MM yang berhak untuk menjadi PAW mengantikan Almarhumah Hj. Neneng Handiani menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bandung.

Namun yang jadi pertanyaan Kader Golkar juga publik kenapa DPD Golkar Kabupaten Bandung belum segera menentukan siapa PAW yang mengantikan Almarhumah Hj. Neneng.....? Apakah ada calon yang menyiap H. Asep Ikhsan...?.

Ketua KPU Kabupaten Bandung, H. Agus Baroya mengatakan, terkait PAW, KPU hanya bersifat menindaklanjuti permintaan nama PAW yang diminta oleh pimpinan DPRD dalam waktu 5 hari sejak surat dari DPRD diterima oleh KPU Kabupaten Bandung.

"KPU tidak berwenang mengintervensi kebijakan partai maupun DPRD dalam proses PAW," jelas Ketua KPU Kabupaten Bandung.

Dapil 6 meliputi wilayah Kecamatan Baleendah, Ciparay, Pacet dan Kertasari.

Sementara dari hasil perhitungan KPU Kabupaten Bandung dalam Pileg. Raihan suara urutan 1. Firman Somenatri, 2. Neneng Hadiani, 3. Asep Ikhsan dan urutan ke 4. Evi.

Jika kursi di DPRD Kabupaten Bandung dari Dapil VI sudah ditinggal tinggal Almarhumah Hj. Neneng maka pengantinya adalah H. Asep Ikhsan karena berada di urutan tiga.

Namun yang dikhawatirkan dengan lamanya penetapan PAW ini akan ada kepentingan pimpinan Partai yang akan merubah nama.

Partai Golkar adalah parpol tertua juga jadi panutan bagi parpol yang baru terbentuk.

Partai lama biasannya jadi barometer parpol lainnya. Lambatnya penetapan PAW menunjukkan adanya Conflict of Interest yang demikian kuat di internal pengurus Partai Golkar sehingga menjadikan marwah partai dikorbankan. Yang mengendalikan partai harus siap Move On dan siap dengan perubahan.

"Wajah baru, rasa baru", bukan " wajah baru, rasa basi", karena kalau rasanya basi, akan kurang diminati.

Heterogenitas itu asyik dan harus terbiasa di alam demokrasi.

Ruang keberagaman gaya kepemimpinan kalau dibuka seluas-luasnya akan menjadikan partai politik makin kuat dan memberikan banyak harapan.

Pertanyaan Partai Politik ini milik Siapa.....?

( Saufat Endrawan, S.Sos - Pemerhati Opini Publik Kab. Bandung )

Editor: Saufat Endrawan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Asep Ikhsan Siap Dampingi Dadang Supriatna pada Pilkada 2024
Saeful Bachri: Partai Demokrat Siap Menjadi Mitra Terdepan Pembangunan di Kabupaten Bandung
Nasdem Usung Agus Yasmin Dampingi Dadang Supriatna di Pilkada 2024
Aktivis GNPK Nilai Asep Ikhsan Layak Maju pada Pilkada 2024
Irfan Hakim dan Ian Kasela Muncul di Bursa Wakil Bupati Bandung Dampingi Dadang Supriatna